BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Salah satu
sayuran yang sering dikembangkan adalah kacang panjang.Kacang panjang (Vigna sinenesis L.) merupakan salah satu
jenis sayuran buah yang memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. Tanaman kacang panjang bukan tanaman asli Indonesia, tetapi
berasal dari daerah beriklim sedang (subtropis), pada mulanya tanaman kacang
panjang tumbuh secara liar di bagian utara india dan afrika tengah (Cahyono,
2006).
Faktor
yang menyebabkan tanaman kacang panjang banyak disukai oleh petani untuk
dikembangkan, karena daun, polong muda, biji muda segar, dan biji keringnya
dapat dikonsumsi sebagai sayuran, sehingga hampir seluruh produksinya dapat
bermanfaat dan bernilai ekonomi. Olehnya itu di wilayah tropika dan subtropika
seperti Indonesia tanaman kacang panjang merupakan produksi kacang-kacangan
terpenting ketiga, setelah kedelai dan kacang tanah.(Rubatzky, 1998).
Permasalahan
dalam kacang panjang adalah rendahnya produktivitas kacang panjang. Salah
satunya adalah tehnik budidaya yang
masih bersifat usaha sampingan atau belum intensif da. Mengingat semakin
meningkatnya permintaan dan kebutuhan kacang panjang, maka perlu dicari solusi
dari sistem budidaya yang dapat meningkatkan hasil kacang panjang.
Kebutuhan akan kacang
panjang yang organik sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat, sementara hampir
semua petani tanaman pangan yang ditanam
menggunakan pupuk anorganik.
Untuk membudidayakan kacang panjang salah satu kendala
yang ditemukan adalah para petani belum mengenal atau mengaplikasikan penggunaan pupuk organik padat yang bisa meningkatkan pertumbuhan dan
produski kacang panjang, karena selama ini sebagian dari para petani
mengaplikasikan pupuk sesuai dengan apa yang mereka pernah terapkan tanpa mengetahui pengaruh pupuk tersebut terhadap
tanaman.
Penambahan pupuk kandang pada tanah
dapat memperbaiki sifat fisik tanah sepertikemampuan mengikat air, porositas
dan berat volume tanah.Interaksi antara pupuk kandang dan mikroorganisme tanah
dapat memperbaiki agregat dan struktur tanah menjadi gembur.Hal ini dapat
terjadi karena hasil dekomposisi oleh mikroorganisme tanah seperti polisakarida
dapat berfungsi sebagai lem atau perekat antar partikel tanah.Keadaan ini
berpengaruh langsung terhadap porositas tanah.Tanah berpasir, pupuk kandang
dapat berperan sebagai pemantap agregat yang lebih besar daripada tanah liat
(Hartatik, 2002).
Rinsema (1986) menambahkan bahwa
dengan pemberian pupuk yang tepat dalam hal macam, dosis, waktu pemupukan, dan
cara pemberiannya akan dapat mendorong pertumbuhan dan peningkatan hasil
tanaman baik kualitas maupun kuantitas.
Provinsi gorontalo merupakan salah satu daerah yang
mengembangkan tanaman kacang panjang. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo (BPS 2015)dapat dilihat
datanya pada tabel 1.
Tabel
1. Data Badan Pusat Statistik Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo.
|
Sumber : BPS Gorontalo, 2015
Data Departemen Pertanian menyatakan luas panen kacang
panjang nasional pada tahun 2005 mencapai 84,839 ton/ha dengan produksi polong
segar 466,387 ton/ha, pada tahun 2006 terjadi penurunan luas panen dengan luas
panen 84,7988 /ha dengan produksi polong 461,239 ton/ha. Hal ini juga diikuti
penurunan produktivitas 5,5 ton/ha pada tahun 2005 5,4 ton/ha pada tahun 2006
(Deptan 2008).Oleh karena
itu, perlu dilakukan penelitian yang berjudul ”aplikasi pupuk organik terhadap
pertumbuhan dan produksi kacang panjang (Vigna sinensis L.)”
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dari
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana
pertumbuhan dan produksi
kacang panjang pada perlakuan pupuk organik?
2. Berapa dosis yang tepat pupuk kandang sapi dan kandang
ayam untuk peningkatan pertumbuhan dan produksi
tanaman kacang panjang?
1.3
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian adalah:
1.
Mengetahui pertumbuhan dan produksi kacang panjang pada perlakuan pupuk kandang sapi dan kandang ayam.
2.
Mengetahui dosis pupuk kandang sapi dan pupuk kandang ayam pada
tanaman kacang panjang.
1.4
Manfaat
Penelitian
1. Menjadi
bahan informasi pengetahuan bagi petani dalam melaksanakan pemeliharaan tanaman
dengan memanfaatkan pupuk secara efekif dan
efisien.
2. Menjadi
bahan pertimbangan kebijakan bagi instansi terkait untuk mengembangkan budidaya
kacang panjang.
3. Menjadi
bahan penambah pengetahuan bagi mahasiswa dalam meningkatkanilmu pengetahuan
dan teknologi pertanian untuk kepentingan masyarakat.